Day 3
Ini cerita perjalanku hari ketiga di Lampung untuk explore Laguna Gayau di teluk Kiluan. Aku dan 8 orang temanku memilih untuk extend dari acara kantor untuk explore Teluk Kiluan. Kami check-out lebih dulu dibanding yang lain. Kiluan memiliki arah yang berbeda dengan Pahawang sebenarnya. Biasanya paket Pahawang dan Kiluan dibagi menjadi 2 destinasi.
Oh iya, tulisan hari pertama dan kedua bisa kamu cek disini mengenai cerita explore Pahawang.
Baca juga : Explore Pahawang, Surga Kecil di Lampung Selatan
Bersyukur saat perjalanan kali ini cukup terbantu karena kenalan blogger. Saat di Jakarta aku meminta referensi tour guide yang bisa membawaku explore Lampung dari tante Evi Indrawanto. Aku dikenalkan dengan bang Fajrin. Aku sudah berdiskusi banyak hal perihal destinasi dan harga ke bang Fajrin bahkan sebelum sampai di Lampung. Sayangnya saat sudah di Lampung bang Fajrin batal menjadi tour guide karena sedang ada event blogger juga di Lampung dan digantikan oleh bang @feriakabudi. Bang Feri jadi tour guide kami selama perjalanan. Karena sebenarnya kami juga tinggal jalan saja karena seluruh transportasi dan akomodasi sudah di DP saat di Jakarta. Dengan artian semua sudah dibantu bang Fajrin. 😀
Dari trip hari ketiga dan keempat aku semakin menyukai penyusunan itinerary dan mengatur budget perjalanan. You know, dari semua hal ini juga aku semakin paham bahwa relasi dan pertemanan itu sangat penting. Selain bisa bertukar informasi, bisa saling membantu dalam banyak hal juga bisa sharing pengalaman. Aku sangat terbantu oleh teman-teman blogger. Thanks untuk tante Evi, bang Fajrin dan bang Feri. 🙂
Menuju ke Kiluan
Imam, Swana, Khairil, Dyah, Lisa, Liana, Sindhi, Yessica dan aku dibagi menjadi 2 mobil dan beruntung ada beberapa orang yang bisa membawa mobil yang memungkinkan untuk bisa bergantian jika kelelahan. Sampailah kami sekitar 1.5-2 jam ke Dermaga Ketapang. Dan 1.5-2 jam lagi ke Kiluan. Jadi sebenarnya rute yang kami gunakan kali ini kembali ke arah Dermaga Ketapang dan ke bawah Pulau Lampung lagi untuk menuju Kiluan. Mengingat Hotel Marcopolo tempat kami menginap di hari kedua di daerah kota, jadi kami harus kembali ke Ketapang untuk sampai ke Kiluan.
Persiapan sebelum berangkat, kami membeli banyak perbekalan dari salah satu minimarket karena belum tau kondisi di lapangan, intinya tetap membawa persediaan makanan walaupun kami sudah memesan makanan di homestay tempat kami menginap. Sepanjang perjalanan ke Kiluan tidak banyak tempat makan di pinggir jalan, jadi memang sangat penting untuk menyediakan makanan. Hanya beberapa kios pedangan indomi.
Jalan menuju ke Kiluan sudah bagus, tetapi sebelum sampai ke Kiluan ada jalan yang memang masih sangat rusak parah sekitar 3-4km menurut perkiraanku. Jalan batu-batu kerikil kecil yang memang berlubang. Dibutuhkan pengemudi yang benar-benar mahir untuk melewati jalanan rusak. Namun menurut info bang Feri jalanan rusak sebelumnya jauh lebih panjang dan sudah diperbaiki oleh pihak pemerintah. Semoga yang sisanya bisa segera diperbaiki supaya bisa sampai dengan selamat, cepat dan tidak takut di jalan lagi. 🙂
Homestay di Kiluan
Homestay yang aku pesan ada 1 homestay yang memiliki 2 kamar dimana idealnya per kamar 4-5 orang. Sudah ada kasur, bantal dan kipas angin. Homestay bersih dan sejuk walaupun tepat berada di tepi laut. Mungkin dipengaruhi juga oleh pohon-pohon yang masih hijau di belakang homestay. Bisa langsung memandang ke laut dan rumah-rumah di tepi pantai. Mobil diparkirkan tepat di sebelah homestay. Aku sangat suka lokasi homestay yang kami tinggali ini.
Ibu Lina dan ibunya selaku pemilik homestay selalu ada disana mendampingi kami. Termasuk dalam menyediakan makanan seperti yang sudah kami pesan sebelumnya. Mereka sangat ramah dan masakan si ibu sederhana namun enak. Walaupun hanya ikan seperti di pulau biasanya tetapi nikmat bumbu dan sambal olahannya. Wangi masakan si ibu berhasil menambah rasa lapar di homestay. 🙂
Laguna Gayau
Destinasi hari ini adalah ke Laguna Gayau. Sempat ragu bisa ke tempat ini karena baca berita kalau akses kesana sempat ditutup karena ada yang yang terseret ombak. Namun info dari Bapak yang punya homestay sudah dibuka kembali dengan akses yang baru yaitu melewati perbukitan, naik dan turun bukit dengan jalanan yang disemen tetapi belum keseluruhan karena ada jalanan yang sedikit terjal.
Waktu tempuh dari homestay untuk menaiki dan menuruni perbukitan memakan waktu sekitar 20 menit. Bisa dikatakan menuju ke lokasi adalah pendakian ringan. Sambil bercucuran keringat mulai semangat ketika pulau-pulau kecil mulai terlihat dari ketinggian. Aku mendengar suara seperti hantaman ombak yang menyerupai bunyi petir kecil. Kemudian sampai di lokasi aku melihat ternyata suara berasal dari suara ombak yang memasuki batuan.
Jadi Laguna Gayau ini adalah pisisir laut yang langsung dibatasi oleh batuan. Batu-batu ini menampung air laut yang masuk diantara bebatuan, kadang pasang dan kadang surut mengikuti arus ombak. Air laut diantara bebatuan inilah kami manfaatkan untuk berenang-berenang cantik dan mengapung karena tidak ada ombak besar yang masuk ke dalam kolam kecil ini. Airnya sangat jernih seperti kolam renang kecil. Volume air naik turun mengikuti kapasitas air laut yang dibawa masuk oleh ombak. Kamu bermain-main disana sampai menjelang sore.
Baca juga : Explore Pahawang dan Tanjung Putus
Sekilas tempat ini mirip dengan Gigi Hiu, cuma lebih banyak batu-batuan di Gigi Hiu sepertinya. Next aku berharap bisa mengunjungi Gigi Hiu my top destination di Lampung yang belum kesampaian 🙁
Kembali dari tempat ini basah-basah sampai ke homestay bingung basah karena air laut atau karena keringat menaiki bukit saat jalan kembali. Penting membawa air minum karena setelah berenang berasa haus ditambah lagi perjuangan pendakian. Untuk informasi, pengunjung sudah harus kembali dari Laguna Gayau sebelum jam 17.30 karena jalan yang sedikit terjal dan menghindari jalan yang gelap.
Kami kembali ke homestay sambil menikmati senja. Bermain di tepi pantai depan homestay sambil merekam sunset dengan settingan timelapse. Air mulai pasang sampai ke tiang-tiang homestay. Aku suka protret sunset yang mulai tenggelam disambut dengan bulan yang semakin jelas terlihat. Lukisan langit sore ini sangat indah. Kata “wah” untuk maha karya ciptaan Tuhan sungguh sangat tidak cukup. 😀
Kami menghabiskan malam dengan berbagi cerita tepat di depan homestay. Ada yang duduk dan tiduran sambil menikmati makan malam dan cemilan yang kami bawa dari Lampung. Banyak cerita yang membuat raut wajah kami terkadang serius dan sesekali terbahak-bahak. Udara malam semakin menusuk kulit karena dingin sekali, penting membawa sarung atau jaket. Gerimis kecil menjadi alasan mengakhiri perbincangan kami untuk dapat melanjutkan cerita baru besok. Akh…aku suka sekali hari ini 🙂 Oh iya, semua foto yang aku ambil testing kamera #vivov5plus dan menurutku cukup bagus menggantikan kamera.
Rincian Biaya
Harga Sewa Mobil : Rp. 250.000/hari
Biaya homestay Rp.500.000/malam
Tiket masuk Laguna Gayau Rp.5.000/orang
Tour guide ke Laguna Rp.50.000
Biaya makan Rp.25.000/1x makan
Hal yang perlu dipersiapkan versi aku
- Penting untuk menggunakan sandal atau sepatu yang sedikit bergerigi saat menuju ke Laguna Gayau karena jalanan yang sedikit terjal supaya tidak kepeleset.
- Penting untuk membawa jaket atau sarung, lagi musim dingin.
- Beberapa provider tidak mendapat sinyal. Dari kami ber 10 yang berbeda provider hanya Telkomsel yang mendapat sinyal jadi pastikan untuk membawa kartu yang pas untuk tetap eksis. 🙂
- Menuju ke Kiluan dibutuhkan driver yang memang mahir apalagi di jalan rusak yang aku sebutkan sebelumnya karena tergolong rusak parah.
- Pastikan untuk membawa minuman dan makanan ringan dari Lampung untuk persediaan makanan.
- Pastikan membawa duit cash yang cukup karena aku tidak menemukan 1 mesin atm disana. Untuk mempermudah boleh melakukan transaksi jauh-jauh hari untuk mengurangi resiko membawa duit cash dengan nominal besar.
Ini ceritaku di hari ketiga. Tunggu cerita terakhir di Kota Lampung ya 🙂
There are 5 comments
siang mba boleh minta pemilik homestaynya g yaa makasih
ini nomor beliau. Cuma kurang tau masih aktif atau tidak. Namanya abah solihin 081369997831
Ah maaf ya Mbak aku tidak bisa menemani Mbak Enni bersama rombongan..
Next kalau Trip ke Lampung lagi mudah”an aku bisa ikutan deh..
Terima kasih y Mbak Enni
Wow seru banget perjalanannya, Boru. Tidak ikut tur lumba-lumba ya? Dan aku belum ke Laguna gayau. Mudah-mudahan kalau ke Lampung sekali lagi bisa ke Laguna gayau dan Gigi Hiu…:)
Halo Tan, tour lumba-lumba di last day hari keempat Tan, segera publish ya. Susah ambil fotonya karena ada ombak. Berhasil beberapa kali ambil video tetapi tidak ada lumba-lumba yang melompat. 🙁 . Aku jadikan image tante sebagai referensi yah. 🙂