Aku akan berbagi resep ayam gulai khas Batak atau gulai ayam Toba biasa kami menyebutnya. Biasanya dimasak dengan ayam kampung. Gulai ayam khas Batak ini menjadi salah satu masakan andalan yang disantap bersama keluarga jika ada acara. Resep gulai ayam khas Batak salah satu resep yang hampir tiap saat aku tanya bolak-balik sama mamak. Ayam gulai ayam kampung salah satu masakan kesukaan karna dari kami kecil sampai sekarang bapak selalu memelihara ayam. Walaupun memang berganti musim banyaknya ayam tidak selalu sama.
Setelah merantau dan berumah tangga, aku jadi makin bersyukur dulu bisa merasakan banyak masakan mamak dan sedikit banyak akupun belajar gimana cara buatnya. Benar memang, masakan mamak itu bukan hanya sekedar masakan dengan bumbu-bumbu, tapi salah satu wujud dari rasa rindu, yang membawa ingatan pada sesuatu yang kusebut keluarga.
Mungkin kamu pun punya cerita tentang masakan ini, tapi disaat aku rindu rumah biasanya aku akan memasak ini. Masakan ini salah satu favoritku karena memiliki rasa yang khas. Dan aku juga memperkenalkan ke bang Sabar. Dan sekarang bang Sabar udah mahir motong ayam. Walaupun masih nanya-nanya tapi udh andalanku disaat aku mempersiapkan bumbu. 🙂
Baca juga :Â Resep Ayam Gota, Manuk Napinadar Masakan Khas Batak
Aku rangkum bahan gulai ayam khas Batak yang biasa kami masak.
Bahan-bahan gulai ayam khas Batak:
Bahan yang di blend
- 10 siung bawang merah
- 7 butir bawang putih
- 2 ruas jahe
- 1 ruas kunyit
- 15 butir cabe setan (bisa ditambah jika suka pedas)
- 7 butir kemiri
- 2 ruas lengkuas
- 1/2 sdt merica bubuk
Bahan yang digeprek
- 3 batang serai
- 2 genggam andaliman (bisa ditambah jika suka pedas)
Bahan lain
- 3 lembar daun salam
- 2 lembar daun jeruk (optional)
- garam secukupnya
- kelapa 1 butir ambil santannya/2 santan kara kecil
- air kira-kira 1000cc
Bahan utama
- Ayam kampung 1 ekor
- 1/2 kg kentang potong-potong
- 1/2 bagian kelapa parut yang disangrai/digongseng
Cara membuat gulai ayam khas Batak
- Pertama bului ayam sampai bersih kemudian potong-potong. Bersihkan juga bagian dalamnya. Aku selalu pakai ayam hidup kalau untuk masak khas Batak. Biasanya pesan dari tukang sayur.
- Kemudian blend bumbu halus.
- Geprek andaliman dan batang serai.
- Sangrai kelapa parut dicampur dengan ketumbar sampai warna kecoklatan, jangan gosong. Kemudian tumbuk atau blend sampai keluar minyak (nomor4). Kelapa sangrai/kelapa gongseng ada juga yang udah jadi. Bisa pesan di tukang bumbu.
- Tumis semua bumbu halus sampai harum. Masukkan andaliman, serai, daun salam, daun jeruk supaya makin harum.
- Kemudian masukkan ayam (bagian dalam belakangan) kemudian aduk-aduk sebentar.
- Tambahkan air 1000cc dan tunggu sampai mendidih.
- Jika sudah tercampur rata masukkan setengah bagian santan. Aduk-aduk terus supaya santan ngga terbang.
- Masukkan lagi sisa santan jika ayam kira-kira sudah setengah matang. Kalau pakai santan kara, tambah lagi air 500cc. Jika ayamnya muda, bisa langsung masukin bagian dalam. Tapi kalau tua, tunggu sampai daging lembek.
- Masukkan garam secukupnya.
- Jika sudah hampir matang masukkan kelapa gongseng.
- Aduk-aduk lagi. Dan jika ayam masih belum lembek, bisa ditambah lagi air untuk memastikan daging matang. Kentang dimasukkan hanya jika daging sudah lembek yah, supaya ngga hancur kentangnya terlalu lama direbus. Kuah ayam harus menutupi kentang. Supaya kita bisa tau kentang matang sempurna atau tidak.
- Cek ulang rasa. Tambah garam jika dirasa masih kurang.
Dan, tada…..
Ini hasilnya. Wangi kelapa gongsengnya terasa. Dan rasa andalimannya juga mantap di lidah. Habis masak ini langsung setor masakan ke WAG keluarga. 😀 😀
Aku punya cerita, karena dulu bapakku selalu memelihara ayam, jadi kami sekeluarga lumayan sering makan ayam kampung dan telur ayam kampung. Gimana kehidupan masa kecilku dulu yang mengagumi bapakku yang bisa melakukan segala sesuatu bisa baca disini. Aku sangat bersyukur untuk itu. Walaupun kadang bapak ngga mau ngasih ayamnya. Trus diam-diam mamak langsung potong. Tau-tau dari sekian ratus ayam, bapak ingat semua ayamnya. hihihihi. Tapi paling kesal kalo harus bersihin kotoran ayam di teras, ayam santuy melenggaklenggok jalan depan teras trus eek. hufff.
Tak jarang tiap ada acara ulang tahun, tahun baru, natal, naik kelas, atau ada keluarga yang berkunjung kami selalu masak ayam. Anehnya ngga bosan-bosan. Trus mamak bilang,
Tabo hamu bah, adong manuk ni bapak muna. Anggo hami na jolo, maneat manuk holan molo ro do tulang niba, ipe holan pat ni manuk dohot hua na ido dapot niba. Sude angka bagian ni manuk i dipiringi do annon i tu oppung, tulang sude ma angka keluarga.
Artinya kira-kira begini.
Kami udh cukup beruntung punya bapak yang punya banyak ayam, bisa dinikmati kapan aja. Kalau zaman dlu mamak sekeluarga bisa makan ayam hanya jika ada keluarga yang datang ke rumah, itupun cuma kebagian ceker dan kuahnya. Karna dagingnya biasa dibagi-bagi ke keluarga.
Trus kami ngakak, walaupun tau kalau mungkin zaman dlu itu memang pernah kejadian.
Semoga masakan ini bisa mengobati rasa rindumu pada rumah. Bayangin aja seekor cuma dihabisin berdua. Nasinya sih sedikit, ayamnya dimakan dengan lahap. Ini wajib kamu coba. Mirip makan rendang, sepotong aja cukup untuk makan sepiring karna ada bumbu-bumbu dan kuah yang enak. Jadi ingat suasana setiap kumpul di rumah. Mumpung masih pada ngumpul #dirumahaja dan mendekati tanggal merah, silahkan dicoba yah 🙂
Baca juga :Â Resep Natinombur, Bumbu Ikan Bakar Khas Batak yang Enak
Happy cooking. 😉
✽ ✽ ✽ ✽ ✽
There is no comment