Naik…naik…ke Puncak Monas, tinggi..tinggi sekali…..
Mungkin banyak sekali orang yang sama denganku tidak tau kalau orang bisa naik sampai ke puncak Monas. 😀 . Dan tulisan ini aku persembahkan untuk orang yang sama denganku. hihihihihi. Berbicara mengenai kota Jakarta memang tidak jauh dengan sejarah, mall dan tempat makan. Di tengah kesibukan hiruk-pikuk ibu kota, weekend menjadi hal yang ditunggu-tunggu sejuta umat. Lelah dengan segala aktivitas membuat semua objek wisata, tempat makan, taman menjadi tempat paling ramai setiap weekend.
Icon kota Jakarta ini menjadi tempat wisata favorite warga Jakarta. Warga Jakarta biasa menghabiskan warktu untuk olahraga, tempat bermain bagi keluarga, sarana edukasi di museum lantai dasar Monas yang akan aku tulis di tulisan selanjutnya. Masuk ke lokasi Monas memang gratis jadi tidak perlu takut untuk menghabiskan weekendmu disana. Saat ini suasana di Monas memang jauh lebih bersih dan rapi dari 1 tahun sebelumnya aku kesana. Tidak ada lagi pedagang dimana-mana, sudah bersih dan lebih terawat, tidak berdesak-desakan juga seperti pasar.
Aku janjian bareng Sisca untuk naik ke Puncak Monas karena memang ini pertama kalinya untukku (ternyata dia udah berkali-kali). Sengaja datang lebih pagi berharap supaya tidak antri. Sayangnya langit pagi ini sedikit berkabut.
Sambil mencari gerbang menuju puncak Monas, aku menemukan peraturan ini. Semoga cukup menjadi panduan untuk kamu yang masuk ke Monas. Supaya area Monas tetap terlindungi yah. 🙂
Untuk masuk ke Puncak Monas, kamu harus menemukan tanda dan tulisan ini dulu, dimana tepat di sebelahnya ada gerbang masuk untuk menuju terowongan ke lantai dasar Monas. Sebelum masuk gerbang akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu barang bawaan oleh pihak berwajib.
Untuk informasi, pertanggal 30 Agustus 2016 untuk masuk ke Monas (Cawan dan Top) telah full e-ticketing menggunakan kartu JakCard. Cawan adalah lantai dasar dan top adalah puncak.
Kartu Perdana JakCard di Loket seharga Rp.20.000,-. Jadi kemarin aku beli kartu dan topup Rp.50.000,- saldonya Rp.30.000,- . Jadi harga tiket masuk dewasa sampai ke puncak Rp.15.000,- . Cukup terjangkau kan? Jika kamu udah punya JakCard, tinggal tab aja dan bisa langsung masuk tanpa ngantri lagi. Dan pastikan sudah punya saldo yah. 🙂
Harga Tiket Terusan Ke Puncak Monas
Anak-anak/pelajar Cawan : Rp. 2000 Puncak : Rp.2000
Mahasiswa Cawan : Rp. 3000 Puncak : Rp.5000
Dewasa/Umum Cawan : Rp.5000 Puncak : Rp.10000
Jam Operasional Lift ke Puncak Monas
Pagi : 08.00-16.00 (max 1800 pengunjung) Malam : 19.00-22.000 (max 700 pengunjung)
Melewati terowongan, kamu akan sampai di kaki Monas sebelum masuk ke lantai dasar. Kamu bisa foto-foto disini dengan lebih leluasa karena pengunjung yang di dalam tidak sebanyak yang di luar tentunya. 😀
Akhirnya ada yang foto. 🙂 . Sebenarnya kurang paham apakah bisa berfoto-foto di area patung-patung ini. Karena tidak ada tulisan apa-apa jadi cukup banyak orang yang berfoto disini. Jika dilihat-lihat banyak sekali patung yang sudah rusak.
Foto-foto ini aku ambil sebelum naik ke Puncak sambil menunggu antrian panjang.
Saat kami ngantri ke Puncak dilakukan tab sekali lagi. Jadi kalau hanya di lantai dasar saja sebenarnya hanya dikenakan biaya Rp.5000 saja. Jadi ke puncak aku bayar Rp.10.000,- lagi sesuai jalur yang sudah ditentukan, 1 untuk dewasa, 1 untuk anak-anak dan 1 untuk mahasiswa.
Menuju ke puncak menunggu waktu yang cukup lama mengingat lift yang disediakan hanya 1 saja. Lift yang sama untuk naik dan turun jadi harus kuat-kuatin badan dan kaki saat ngantri. Untung saja kami rada-rada mungil dan disangka anak-anak jadi ngesot-ngesot sedikit. 😀
And then finally…
Sejauh mata memandang perjalanan ke Puncak dan area Monas bisa dikatakan sudah bersih, jadi jangan sampai kamu yang datang malah bawa sampah .
[foogallery id=”3398″]
Jika kamu sudah sampai di Monas, sempatkan untuk masuk ke Museum Nasional barangkali kamu juga akan betah disana. 🙂
Saran untuk pihak pengelola :
- Ada baiknya mesin untuk tab dewasa ditambah karena kondisi saat ini hanya disediakan 3 tab, 1 untuk dewasa, 1 untuk anak-anak dan 1 untuk mahasiswa dan jika dihitung total pengunjung jauh lebih banyak orang dewasa.
- Memungkinkan banyak orang untuk berbohong saat melakukan tab. Karena tidak ada yang bisa membedakan umum atau mahasiswa di mesin tabnya. Aku dan Sisca saja berkali-kali disangka pelajar. Hanya saja orang itu sendiri yang harus jujur. hehehe.
- Karena memang di puncak Monas tidak ada yang mengatur berapa lama untuk bisa berada disana memungkinkan terjadi penumpukan orang dan ada baiknya ada pihak yang mengatur supaya bisa bergantian.
- Saat melakukan tab kartu JakCard, sering sekali lama (mungkin karena masih baru) dan beberapa kali saldo berkurang sementara baru di tab sekali. Untungnya ada si Bapak Pengelola yang akhirnya melakukan pengecekan dari bukti bayar topup dan menghitung pengunjung yang masuk. Namun tetap saja memunculkan 2 kemungkinan error, error mesin atau orang bersangkutan sudah keluar kemudian masuk lagi dan disangka mesin mengurangi saldo. Karena peraturannya jika sudah keluar dan ingin masuk harus di tab lagi
Catatan untuk pengunjung :
- Pastikan tidak membuang sampah sembarangan.
- Saat mengantri panjang pastikan membawa makanan atau minuman karena disana memang tidak ada pedagang. Apalagi jika kamu terjebak di antrian panjang.
- Sadar usia masing-masing jika memang dewasa masuk tab dewasa, mahasiswa ke mahasiswa dan anak di mesin anak.
- Jangan keasikan di puncak sampai lupa untuk turun yah, kasih kesempatan untuk orang lainnya. 😀
- Dan yang paling penting, pastikan JakCard kamu punya saldo, supaya nanti ngga ada istilah “udah capek-capek ngantri, tau-tau saldo nggak ada”. Kan ngga asik kalau mundur teratur.
Selamat berkunjung di Monas dan semoga nanti bisa kembali lagi kesana untuk melihat view malam hari.
There is 1 comment
[…] Untuk point pertama, ini menjadi hal yang sangat aku syukuri berada di lokasi yang dekat dengan halte busway. Dengan jarak yang lumayan jauh, cukup sekali naik busway sampai di lokasi hanya dengan membayar Rp.3500 saja. Udah gitu, ntah mengapa keempat kali aku ke Ragunan, selalu ramai namun kemarin suasana cukup sepi. Apalagi mengingat di ibukota ini, semua objek wisata di tempat umum biasanya ramai sekali, seperti wisata ke monas yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk sampai ke puncak. Detail bisa kamu akses disini. […]